Logan Paul Jual Kartu Pokemon Terlangka Rp 88 M, Mengapa Selembar Kartu Bisa Bernilai Setara Properti Mewah

Jakarta – Rencana Logan Paul melelang kartu Pikachu Illustrator dengan nilai yang ditaksir mencapai Rp 88 miliar kembali menegaskan satu realitas penting. Dunia kartu trading card game atau TCG telah lama melampaui batas hobi, dan kini berdiri sebagai bagian dari pasar koleksi bernilai tinggi dengan sejarah panjang.

Kabar ini bukan sekadar cerita tentang satu kartu Pokemon mahal. Ia menjadi pintu masuk untuk memahami mengapa kartu TCG tertentu bisa bernilai ekstrem, sejak kapan fenomena ini terbentuk, dan mengapa minat terhadap kartu koleksi justru semakin kuat dalam beberapa tahun terakhir.


Pikachu Illustrator, Kartu yang Sejak Awal Tidak Ditujukan untuk Pasar

Pikachu Illustrator dirilis pada 1997 sebagai hadiah kontes ilustrasi yang digelar majalah CoroCoro di Jepang. Kartu ini tidak pernah dijual bebas dan tidak masuk dalam set reguler permainan.

Dalam sejarah Pokemon Trading Card Game, posisi kartu ini sangat istimewa. Kelangkaannya bersifat alami, bukan buatan. Ia hanya diberikan kepada pemenang, bukan dicetak ulang untuk memenuhi permintaan pasar.

Faktor inilah yang membuat Pikachu Illustrator sejak awal sudah memiliki nilai koleksi. Saat Logan Paul membelinya pada 2021 dengan harga lebih dari USD 5 juta, transaksi tersebut tidak menciptakan nilai baru, melainkan mengonfirmasi reputasi yang telah lama melekat di kalangan kolektor.


Kartu TCG Mahal Bukan Fenomena Baru

Banyak yang mengira lonjakan harga kartu TCG baru terjadi dalam satu dekade terakhir. Padahal, kartu mahal sudah dikenal sejak awal 1990-an.

Dalam dunia Magic: The Gathering, kartu Black Lotus edisi Alpha telah lama menjadi tolok ukur nilai. Kartu ini berasal dari fase awal Magic, saat distribusi masih terbatas dan kesadaran koleksi belum berkembang. Akibatnya, kartu dengan kondisi baik menjadi sangat langka.

Di pasar internasional, Black Lotus Alpha telah berulang kali terjual dengan harga jutaan dolar. Nilainya dibangun perlahan oleh waktu, bukan oleh tren sesaat.


Yu-Gi-Oh! dan Pokemon, Kartu Turnamen sebagai Puncak Nilai

Selain Pokemon dan Magic, Yu-Gi-Oh! juga memiliki kartu bernilai ekstrem. Salah satu yang paling dikenal adalah Blue-Eyes White Dragon edisi turnamen Asia 2002.

Kartu ini tidak pernah dijual ke publik. Ia diberikan sebagai hadiah resmi kejuaraan internasional. Jumlahnya sangat terbatas, dan hampir seluruhnya berada di koleksi pribadi.

Hal serupa juga terjadi pada kartu Pokemon Trophy Kangaskhan, yang diberikan dalam turnamen keluarga di Jepang pada akhir 1990-an. Kartu turnamen seperti ini sering kali lebih mahal daripada kartu set reguler karena mewakili momen sejarah kompetisi.


TCG Modern Mulai Mengikuti Pola yang Sama

Fenomena kartu mahal tidak berhenti pada TCG lama. Dalam beberapa tahun terakhir, One Piece Card Game menunjukkan perkembangan cepat. Kartu hadiah turnamen, kartu promosi eksklusif, dan cetakan terbatas mulai diburu kolektor lintas negara.

Meski harganya belum menyentuh level kartu legendaris era 1990-an, pola yang terbentuk serupa. Distribusi terbatas, basis penggemar besar, dan ekosistem kompetitif yang aktif menjadi fondasi nilai jangka panjang.


Mengapa Nilai Kartu TCG Bisa Terus Bertahan

Ada beberapa faktor utama yang membuat kartu TCG bernilai tinggi dan tetap diminati.

Pertama, kelangkaan asli. Kartu yang sejak awal dicetak sedikit atau hanya diberikan dalam acara tertentu memiliki suplai tetap. Tidak ada produksi tambahan untuk menurunkan nilai.

Kedua, nilai sejarah. Kartu yang terkait dengan era awal sebuah waralaba atau turnamen resmi memiliki makna yang tidak bisa digantikan.

Ketiga, kondisi fisik dan sertifikasi. Sistem penilaian profesional membuat kualitas kartu dapat diukur secara objektif, sehingga menciptakan standar harga global.

Keempat, faktor emosional. Banyak kolektor membeli kartu bukan semata karena potensi investasi, tetapi karena keterikatan pada masa kecil, turnamen, atau karakter ikonik.


Dari Komunitas Kecil ke Pasar Global

Perbedaan terbesar antara dulu dan sekarang terletak pada eksposur. Dahulu, transaksi kartu mahal hanya diketahui komunitas terbatas. Kini, rumah lelang internasional, media digital, dan figur publik membawa dunia TCG ke panggung global.

Keterlibatan Logan Paul membuat Pikachu Illustrator dikenal lebih luas di luar komunitas kolektor. Namun nilai kartu tersebut tidak bergantung pada siapa pemiliknya, melainkan pada sejarah yang melekat sejak pertama kali kartu itu diciptakan.

Lelang pada Januari 2026 nanti bukan hanya soal memecahkan rekor harga. Ia menjadi pengingat bahwa kartu TCG sejak awal memang dibangun sebagai artefak budaya, yang nilainya tumbuh bersama waktu, komunitas, dan sejarah yang menyertainya.