Fitur Canggih yang Berbalik Jadi Bumerang
WhatsApp menghadirkan fitur Share Screen untuk memudahkan komunikasi. Fitur ini memungkinkan pengguna memperlihatkan isi layar ponsel mereka kepada orang lain secara langsung. Tujuannya jelas baik: membantu keluarga memahami aplikasi, memandu teman kerja, hingga memfasilitasi presentasi online.
Namun, di balik manfaatnya, ada sisi gelap yang kini dimanfaatkan penipu. Modus ini disebut sebagai rekayasa sosial atau social engineering. Artinya, penipu tidak menggunakan teknologi rumit untuk membobol sistem, melainkan memanipulasi psikologi korban. Dengan menekan korban secara emosional dan memberikan instruksi meyakinkan, mereka bisa membuat korban menyalakan share screen. Begitu fitur aktif, layar ponsel korban jadi panggung terbuka bagi penipu.
Skema Penipuan yang Harus Diwaspadai
- Penyamaran identitas
Penipu berpura-pura sebagai pihak resmi, misalnya petugas bank, pegawai pemerintah, atau staf perusahaan besar. - Tekanan dengan situasi darurat
Korban diberitahu bahwa “rekening akan diblokir”, “KTP digital belum aktif”, atau “registrasi harus segera dilakukan”. Tekanan ini membuat korban panik. - Instruksi menyalakan Share Screen
Dalihnya supaya korban bisa “dibantu” lebih mudah. Padahal justru ini yang membuka jalan bagi penipu. - Mengintip layar korban secara real time
Saat fitur menyala, seluruh notifikasi, kode OTP, hingga aplikasi finansial yang dibuka akan terlihat jelas. - Mengambil alih akun dan keuangan
Dengan data itu, penipu bisa mencuri akun WhatsApp, menguras saldo rekening, bahkan menipu kontak korban dengan identitas palsu.
Kasus Nyata di Indonesia
Arifin, Wali Kota Jakarta Pusat, pernah hampir menjadi korban. Ia ditelepon orang yang mengaku petugas kecamatan dan diminta membuka share screen untuk menyelesaikan aktivasi KTP digital. Untungnya, ia sadar sejak awal ada yang janggal. Ia menolak permintaan itu dan kemudian membagikan pengalamannya lewat media sosial.
Peringatan dari Arifin jadi pengingat bahwa siapa pun bisa menjadi target. Penipu tidak pandang bulu: pejabat, pegawai, maupun masyarakat umum bisa jadi sasaran.
Dampak Serius Jika Terjebak
- Kode OTP terbaca dan dipakai untuk meretas akun WhatsApp maupun aplikasi keuangan.
- Saldo rekening terkuras hanya dalam hitungan menit.
- Data pribadi bocor lalu digunakan untuk pinjaman online ilegal.
- Akun WhatsApp dibajak dan dipakai menipu keluarga atau teman.
- Nama baik korban rusak karena identitasnya dipakai untuk kejahatan.
Cara Melindungi Diri dari Modus Ini
Langkah yang Harus Dilakukan
- Selalu verifikasi penelepon lewat call center resmi.
- Aktifkan verifikasi dua langkah (2FA) di WhatsApp dan aplikasi perbankan.
- Perbarui aplikasi dan sistem operasi secara berkala.
- Gunakan share screen hanya dengan orang yang benar-benar dikenal.
- Edukasi keluarga agar tidak mudah percaya dengan panggilan mendadak.
- Hubungi bank segera jika data finansial sudah terlanjur bocor.
- Laporkan nomor mencurigakan ke polisi siber.
Langkah yang Tidak Boleh Dilakukan
- Jangan menyalakan share screen untuk orang asing.
- Jangan membuka aplikasi bank saat berbagi layar.
- Jangan terburu-buru menuruti instruksi yang mendesak tanpa verifikasi.
Tips Tambahan Biar Lebih Aman
- Pasang antivirus atau aplikasi keamanan di ponsel.
- Periksa izin aplikasi dan cabut akses yang mencurigakan.
- Buat PIN tambahan di aplikasi finansial, bukan hanya sidik jari.
- Simpan bukti komunikasi mencurigakan sebagai laporan.
- Biasakan tenang sebelum merespons telepon mendesak.
- Buat grup keluarga untuk saling berbagi informasi tentang modus terbaru.
Kesimpulan
Fitur share screen WhatsApp memang memudahkan banyak hal, tetapi juga bisa menjadi celah berbahaya jika tidak digunakan dengan hati-hati. Penipu memanfaatkan kepanikan korban untuk mengintip layar ponsel mereka. Dari situ, data pribadi hingga saldo rekening bisa raib dalam hitungan menit.
Solusi terbaik adalah waspada. Jangan sembarangan menyalakan share screen, selalu periksa identitas penelepon melalui jalur resmi, dan gunakan fitur keamanan tambahan. Dengan kesadaran digital, kita bisa melindungi diri dan keluarga dari jebakan penipuan online yang semakin canggih.